Minat Belajar
MINAT
BELAJAR
A. Konsep
Minat Belajar
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses
dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah
minat, hal ini dikarenakan dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan
melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu
yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat, dan tidak mudah bosan
dengan apa yang dipelajarinya.
Minat belajar merupakan landasan
penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik.
Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi
tingkah laku seseorang, tetapi juga dapat mendorong orang untuk tetap
melakukan dan memperoleh sesuatu, karena minat belajar
terdiri dari dua suku kata, yaitu minat dan belajar, maka penulis membagi
pengertian ini.
1.1 Pengertian
Minat
Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang
mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui
dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya
perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut
menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan lebih
lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat, di samping perhatian juga
terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.
Menurut M. Buchori minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal
atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Jadi minat harus dipandang
sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian minat itu tidak
memiliki arti sama sekali. Sedangkan Sardiman
(1988:76) menyatakan, bahwa minat seseorang terhadap suatu obyek akan lebih
kelihatan apabila obyek sasaran bekaitan dengan keinginan dan kebutuhan
seseorang yang bersangkutan. Pendapat ini memberikan pengertian, bahwa minat
merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila berhubungan dengan keinginan atau
kebutuhan sendiri, dengan kata lain ada kecenderungan apa yang dilihat dan
diamati seseorang adalah sesuatu yang berhubungan dengan keinginan dan
kebutuhan seseorang tersebut.
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat adalah suatu
keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau
obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Dengan
demikian, minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat
bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut. Sejalan dengan pendapat
tersebut S. Nasution menyatakan bahwa minat merupakan pernyataan psikis yang
menunjukkan adanya pemusatan pikiran, perasaan, dan kemauan terhadap suatu
obyek, karena obyek tersebut menarik perhatian.
Pengertian minat di atas dapat dipahami, bahwa
seseorang menaruh minat terhadap suatu obyek karena adanya rangsangan,
stimulus, atau dorongan. Rangsangan atau dorongan tersebut, dapat berasal dari
kekuatan minat itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak
dapat dikatakan mempunyai minat terhadap suatu obyek tanpa adanya respon atau
dorongan terhadap obyek tersebut. Minat merupakan
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya, dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat, bahwa cara yang
paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat yang telah ada. Hal tersebut, dikemukakan oleh
Tanner (Slameto, 1991:138),
bahwa agar para pelajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa,
ini dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
antara satu pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu,
menguraikan kegunaan bagi siswa yang akan datang. Hal senada dikemukakan oleh
Rooijakkers (1980), bahwa minat dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan
bahan pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan
siswa.
Mengembangkan minat terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara
materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai
individu, proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan
tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan
kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk
mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan jika siswa melihat bahwa
hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya,
kemungkinan besar ia akan berminat.
1.2 Pengertian
Belajar
Secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku.Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secarakeseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Definisi
yang lain sebagaimana dikemukakan oleh W.S Winkel, bahwa "Belajar adalah
suatu proses mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek
dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan atau menetap.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar tidak dibawa sejak lahir
melainkan kecendrungan seseorang untuk memperhatikan dan tertarik kepada
sesuatu dengan kemauan kuat, umpamanya dengan adanya fasilitas belajar yang
memadai, maka minat siswa dalam belajar akan meningkat.
Secara singkat yang dimaksud dengan
minat belajar adalah kecenderungan dan perhatian dalam belajar. Dalam
pengertian lain minat belajar adalah : Kecenderungan perhatian dan kesenangan
dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju perkembangan
manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif dan
psikomotor lahir batin.
Dengan memperhatikan pengertian
minat belajar tersebut, maka semakin kuatlah tentang anggapan bahwa minat
belajar adalah suatu hal yang abstrak (Tidak bisa dilihat secara langsung
dengan mata kepala), namun dengan memperhatikan dari aktivitas serta hal-hal
lain yang dilakukan oleh seseorang minat belajar tersebut bisa diketahui dengan
cara menyimpulkan dan menafsirkannya.
Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena apabila bahan pelajaran, fasilitas belajar (sarana dan
prasarana), situasi lingkungan tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa yang
bersangkutan tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya dikarenakan tidak adanya
daya tarik yang didapatkan oleh siswa tersebut. Sebaliknya
apabila bahan pelajaran, sarana dan prasarana (sarana dan
prasarana), situasi lingkungan sesuai dengan minat siswa,
maka minat belajar siswa tersebut akan bertambah.
B. Macam-Macam
Dan Ciri Minat Belajar
2.1.Macam –
Macam Minat Belajar
Menurut
Witherington mengelompokkan minat menjadi 2 macam yaitu minat primitif dan
minat cultural. Minat primitif yaitu minat yang timbul dari kebutuhan dari
jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan, kebahagiaan hidup atau
berkebebasan beraktivitas. Minat ini dapat dikatakan sebagai minat pokok dari
manusia.Minat cultural yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang
lebih tinggi tarafnya yang merupakan hasil dari pendidikan. Dan minat ini dikatakan
sebagai minat pelengkap.
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa, ini sangat
tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongannya diantaranya berdasarkan
timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat, sebagaimana dikatakan Abdul
Rahman, yaitu:
1) Berdasarkan timbulnya,
minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Minat primitif;
·
Minat sosial.
Minat primitif adalah minat yang timbul karena
kebutuhan biologis tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan nyaman.
Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak
secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya, minat belajar individu
mempunyai pengalaman bahwa lingkungan akan lebih menghargai orang-orang
terpelajar dan pendidikan tinggi sehingga hal ini akan menimbulkan minat
individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari
lingkungannya tersebut.
2) Berdasarkan arahnya,
minat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
·
Minat intrinsik
·
Minat ekstrinsik
Minat intrinsik adalah minat yang berlangsung dengan
aktivitas itu sendiri. Misalnya, seseorang belajar karena memang senang membaca
bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Minat esktrinsik adalah
minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila
tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut akan hilang. Misalnya,
seseorang yang belajar dengan tujuan agar lulus ujian masuk PTN (Perguruan
Tinggi Negeri), setelah lulus ujian tersebut maka minat belajarnya menjadi
turun.
3) Berdasarkan
cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
a)
Expressed
Interest (minat yang diekspresikan)
Adalah minat yang diungkapkan
dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan
kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan
yang paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapat diketahui minatnya.
b)
Manifest
Interest (minat yang diwujudkan)
Adalah minat yang diungkapkan
dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
c)
Tested
Interest
Adalah minat yang diungkapkan
dengan cara menyimpulkan dari jawaban hasil tes obyektif yang diberikan,
nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek biasanya menunjukkan minat yang tinggi
pula terhadap hal tersebut.
d) Inventoried Interest
Adalah minat yang diungkapkan
dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, dimana biasanya berisi
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang atau tidak
senang terhadap sejumlah obyek yang ditanyakan (Shaleh dan Wahab,
2004:263-265).
Secara umum,minat di kategorikan dalam 12 Jenis antara lain
:
1.
Mechanical : minat terhadap aktivitas yang beruhubgan dengan mesin, alat-alat, perakas,
dan daya mekanik, contohnya menjadi insinyur Sipil, montir.
2.
Out Door : minat terhadap aktivitas yang dilakukan di luar atau di lapangan, atau
pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal rutin di luar, seperti Nelayan,
Sopir, Bertani di sawah, pesepakbola.
3.
Medical :Minat terhadap aktivitas yang terkait dengan pengobatan, mengurangi akibat
umunya. Contohnya dokter, ahli bedah, perawat, farmasi, fisioterapi, dan
lainnya.
4.
Praktical : Minat terhadap aktivitas yang berkatian dengan pekrjaan praktis, yang bida
dilakukan dengan keterampilan, contohnya karya pertukangan, ahli bangunan.
5.
Clarical : Minat terhadap aktivitas yang berhubungan dengan tugas-tugas rutin yang
memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam perthitungan, contohnya manager bank,
seketaris perusahaan, pegawai.
6.
Sosial Service : Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat,
keinginan menolong, membimbing dan menasehati, keinginan mengerti orang lain
dan mempunyai ide.
7.
Musical : Minat terhadap aktivitas yang berkatian dengan music, baik memainkan,
mendengarkan, bernyayi, atau membaca sesuatu yang berhubungan dengan musik,
pengahragaan terhadap musik.
8.
Laterarary : Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan buku-buku, kegiatan membaca
mengarang, contohnya wartangan, pengarang, penyair, penulis scenario, drama /
film / sinetron.
9.
Aesthetic : Minat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan keindahan, bersifat seni,
dan menciptakan sesuai dengan bernilai seni. Contohnya seniman, artik, arsitek,
perancang.
10.
Personal contact : minat yang berkaitan dengan manusia, diskusi, mebujuk, bergaul dengan
orang lain, atau sesuatu yang membutuhkan kontak dengan masyarakat. Contoh
bidang penjualan/sales, penyiar, konselor, motivator, broker.
11.
Scientific : minat yang berkaiatan dengan kreativitas dan analisis, penyelidikan, dan
experiment, kimia, dan ilmu pengetahuan umum, contohnya : ilmuwan, insinyur,
ahli biologi, dll.
12.
Computational : minat yang berkaitan dengan angka-angka seperti akuntan, ahli statistic,
auditor, guru matematika, kasir.
2.2 Ciri - Ciri
Minat Belajar
Minat anak dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan
instingdan hasrat, fungsi-fungsi
intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dan sebagainya.Guru harus mengetahui ciri-ciri minat yang ada pada
siswa, guru dapat membedakan mana siswa yang berminat dalam belajar dan mana
siswa yang tidak berminat dalam belajar, adapun ciri-ciri minat
tersebut adalah:
1. Keputusan diambil dengan
mempertahankan seluruh kepribadian.
2. Sifatnya irasional.
3. Berlaku perseorangan dan pada
suatu situasi.
4. Melakukan sesuatu terbit dari
lubuk hati.
5. Melaksanakan sesuatu tanpa ada
paksaan.
6. Melakukan sesuatu dengan
senang hati.
C. Pentingnya Minat Belajar Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah
adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Kemudian Moh. Uzer Usman
(2001:17) juga menyatakan, bahwa minat
ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang
akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang
tidak mungkin melakukan sesuatu.
Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa
orang yang mempunyai minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk
memperoleh sesuatu yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat
dalam diri seseorang, maka ia akan termotivasi untuk mendapatkan sesuatu itu.
Misalnya, seorang anak menaruh minat terhadap bidang olahraga sepak bola, maka
ia akan berusaha untuk mempelajari dan mengetahui lebih banyak tentang olahraga
sepak bola.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Ovide
Declory yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, mendasarkan sistem pendidikannya
pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang, yaitu minat
terhadap makanan, perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah),
memperhatikan diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh, bekerjasama dalam
olahraga. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap
belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap
belajar.
Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar
menurut (Sudarnono, 1994), yaitu :
1.
Mengarahkan perhatian pada tujuan
yang hendak dicapai.
2.
Mengenai unsur-unsur permainan dalam
aktivitas belajar.
3.
Merencanakan aktivitas belajar dan
mengikuti rencana itu.
4.
Pastikan tujuan belajar saat itu
misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
5.
Dapatkan kepuasan setelah
menyelesaikan jadwal belajar.
6.
Bersikaplah positif di dalam
menghadapi kegiatan belajar.
7.
Melatih kebebasan emosi selama
belajar.
D. Aspek
– Aspek Minat
Hurlock (1993:116) membagi minat dalam dua
aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam aspek ini nantinya akan
diketahui indikator peningkatan minat siswa dalam belajar Aqidah Akhlak. Adapun
Aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif minat berdasarkan atas konsep
yang dikembangkan anak mengenai bidang yang terkait dengan minat, misalnya
aspek kognitif dari minat anak terhadap mata pelajaran tertentu. Seorang siswa
akan menganggap kelas adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar, jika mereka
dapat menemukan suasana yang tidak membosankan, misalnya dengan menemukan
hal-hal yang baru, baik strategi pembelajaran maupun wawasan yang dipelajari,
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang terus menerus. Untuk mengetahui minat
seorang siswa terhadap sesuatu yang disukai maka seorang siswa akan terus
mencari tahu sesuatau yang terkait dengan minatnya.
1). Kebutuhan akan
informasi
Siswa akan berminat terhadap
pelajaran, jika dalam diri siswa merasa butuh terhadap tersebut, karena siswa
secara sadar beranggapan bahwa sebuah materi bermanfaat dan penting bagi
kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut siswa akan
memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Maka siswa akan berusaha
menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan apa yang disukainya.
2). Rasa ingin tahu
Besarnya rasa ingin tahu siswa
terhadap mata pelajaran dapat menentukan tingkat keterkaitan seseorang terhadap
mata pelajaran tersebut, seorang siswa yang merasa ingin tahu lebih dalam
tentang aqidah dan akhlak, maka siswa selalu memperhatikan dan aktif dalam
kelas.Semakin besar tingkat keingintahuan seseorang maka semakin banyak hal-hal
yang dicari dalam memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan siswa, jika besar
rasa keingintahuannya pada Aqidah Akhlak secara otomatis akan menggalinya
dengan banyak membaca buku-buku yang terkait.
b. Aspek afektif
Aspek afektif minat berkembang
dari pengalaman pribadi yang berasal dari lingkungan keluarga maupun sekolah.Lingkungan
belajar akan lebih berpengaruh kepada suasana belajar di kelas maupun di luar.
Dalam pembelajaran di kelas tentunya dipengaruhi oleh interaksi guru dan siswa,
kondisi kelas yang aktif dan menyenangkan akan membangkitkan minat siswa dalam
belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut L. Crow & A. Crow
(1989:302-303 lingkungan belajar siswa yang terkait dengan keaktifan siswa akan
berpengaruh pada arah berfikir seseorang barulah dapat terpengaruh jika minat
seseorang dipengaruhi oleh situasi yang ditemuinya, dan pada gilirannya tingkah
laku (sikap) seseorang terpengaruh oleh pengalaman indra dan kesadaran yang
bersifat tanggapan sehingga memungkinkan berubahnya hubungan antara gagasan dan
proses pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan.Perasaan senang
terhadap obyek yang diminati tentunya akan berpengaruh pada fikir sehingga
mendorong rasa aktif dalam lingkungan.
Kedua aspek minat (aspek kognitif
dan aspek afektif) di atas sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti
yang diungkapkan Muhibbin Syah (1999:136-137) yang menyatakan pada dasarnya
minat seseorang dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang tertentu, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa lebih giat dan pada akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
Minat yang tumbuh pada peserta
didik terhadap sebuah mata pelajaran tentunya dipengaruhi oleh lingkungan baik
dari materi yang disajikan atua cara penyampaian materi. Dengan demikian
seorang guru selalu dituntut untuk membuat pola-pola kreatif dalam pembelajaran
sehingga menimbulkan minat terhadap siswa untuk belajar.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Dalam proses
pembelajaran, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang,
akan tetapi dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
yaitu:
1)
Motivasi
Motivasi belajar seseorang akan
semakin tinggi apabila disertai motivasi, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Menurut D.P Tampubolon, minat belajar merupakan perpaduan antara
keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
2)
Belajar
Minat belajar dapat diperoleh
melalui belajar, karena dengan belajar siswa yang awalnya tidak menyenangi
suatu pelajaran tertentu, lama kelamaan akhirnya bertambahnya pengetahuan
mengenai pelajaran tersebut, minat belajar pun tumbuh sehingga ia akan lebih
giat lagi mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini
sesuai dengan pendapatnya Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa .minat
belajar akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui
sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula
bidang minat belajar.
3)
Bahan
pelajaran dan sikap guru
Faktor yang dapat
membangkitkan dan merangsang minat belajar adalah faktor bahan pelajaran yang
akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa,
akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya
bahan pelajaran yang tidak menarik minat belajar siswa tentu akan diabaikan oleh siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa minat belajar
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat belajar
siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya.
Guru juga salah satu obyek
yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar belajar siswa. Menurut
Kurt Singer, “Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya,
berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi
kepentingan murid-muridnya. Guru yang
pandai, baik, ramah , disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya
dalam membangkitkan minat belajar murid, sebaliknya
guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat
merangsang timbulnya minat belajar dan perhatian murid.
4)
Keluarga
Orang tua adalah orang yang
terdekat dalam keluarga, oleh karena itu keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat belajar seorang siswa
terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruhnya bagi
perkembangan jiwa anak,dalam proses perkembangan minat
belajar diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan dari keluarga khususnya
orang tua.
5)
Teman
pergaulan
Melalui pergaulan seseorang
akan dapat terpengaruh arah minat belajarnya oleh teman-temannya, khususnya
teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena
dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami.
6)
Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak.Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul, juga
tempat bermain sehari-hari dengan keadaan alam dan iklimnya, flora serta
faunanya.Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta
jasmani dan rohaninya.
7)
Cita-cita
Setiap manusia memiliki
cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi
minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan
dari minat belajar seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang sehingga cita-cita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan.
8)
Bakat
Melalui bakat seseorang akan
memiliki minat belajar. Ini dapat dibuktikan dengan contoh: apabila seseorang sejak kecil memiliki bakat menyanyi, secara tidak langsung
ia akan memiliki minat belajar dalam hal menyanyi,jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia akan
membencinya atau merupakan suatu beban bagi dirinya. Oleh karena itu, dalam
memberikan pilihan baik sekolah maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan
dengan bakat dimiliki.
9)
Hobi
Bagi setiap orang hobi
merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya minat belajar.Sebagai
contoh, seseorang yang memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak
langsung dalam dirinya timbul minat belajar untuk menekuni ilmu matematika,
begitupun dengan hobi yang lainnya.Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa dipisahkan dari faktor minat belajar.
10)
Fasilitas
atau sarana prasarana
Berbagai fasilitas berupa sarana dan
prasarana, baik yang berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan
pengaruh yang positif dan negatif, lebih
lanjut Wina Sanjaya mengungkapkan definisi dari sarana adalah segala sesuatu
yang berkaitan secara langsung dengan peserta didik dan mendukung kelancaran
serta keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi media
pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain-lain.
Sedangkan Prasarana merupakan segala sesuatu yang tidak secara langsung
berkaitan dengan peserta didik, namun dapat mendukung kelancaran dan
keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi jalan menuju ke
sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.
F.
Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar Siswa
Minat
merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. suatu
kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan
memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang
bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut
pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari
kegiatan tadi.
Dalam
dunia pendidikan di sekolah, minat memegang peranan penting dalam belajar.
Karena minat ini merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang
memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan tertentu.
Dengan demikian, minat merupakan unsur yang menggerakkan metivasi seseorang
sehngga orang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda
atau kegioatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa,
maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan
belajar tersebut. Dengan demikian, minat merupakan faktor yang sangat penting
untuk untuk menunjang kegiatan belajar siswa. kenyataan ininjuga diperkuat oleh
pendapat Sardiman (2007:95) yang menyatakan bahwa roses belajar itu akan berjalan
lancer kalau disertai dengan minat. Begitu juga menurut William James dalam
Uzer Usman (2000:27), bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang
menentukan derajat keaktifan belajar siswa. jadi, dapat ditegaskan bahwa faktor
minat ini merupakan faktor yang berpengarug secara signifikan terhadap
keberhasilan belajar.
Dari
uraian singkat di atas, maka semakin jelas bahwa minat akan berdampak terhadap
kegiatan yang dilakukan seseorang. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar,
minat tertentu dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal
ini dikarenakan dengan adanya minat siswa terhadap sesuatu dalam kegiatan
belajar itu sendiri. Pernyatan ini didukung oleh pendapat Hartono (2005:14)
yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan
belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan, ataupun metode pembelajaran
yang tidak sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak
optimal.
Dalam
kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran, maka tentunya minat yang
diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari diri siswa itu
sendiri, tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif dan
baik. Akan tetapi, dalam kenyatannya tidak jarang siswa mengikuti pelajaran
dikarenakan terpaksa atau karena adanya suatu keharusan, sementar siswa
tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran tersebut. Yang baik, seharusnya
anak mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa yang diminatinya, maka
tuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai dengan baik. Untuk
mengantisipasi kondisi yang seperti ini, maka seyogyanya seorang guru mampu
memelihara minat anak didiknya, dengan cara-cara seperti yang ditawarkan oleh
Nurkacana (1993:230), yaitu:
1. Meningkatkan minat anak-anak; setiap guru mempunyai
kewajiban untuk meningkatkan minat siswanya. Karena minat merupakan komponen
pentingdalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan, serta pembelajaran di
ruang kelas pada umunya.
2. Memelihara minat yang timbul; apabila anak-anak menunjukkan
minat yang kecil, maka tugas guru untuk memelihara minat tersebut.
3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak
baik; sekolah merupakan lembaga yang menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam
masyarakat, maka sekolah harus menggembanhgkan aspek-aspek ideal agar anak-anak
agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
4. Sebagai persiapapan untuk memberikan bombingan kepada
anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang sesuai baginya; minat
merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui kesenangan anak, sehingga
kecenderungan minat terhadap sesuatu yang baik perlu bimbingan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat
ditegaskan bahwa minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam
menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu.
1998. Didaktik Metodik. Cet.II.
Semarang: CV. Toha Putra.
Atwi, Suparman.
1992. Pendidikan Jarak jauh. PPAI
Ditjen Dikti : Jakarta.
Buchari. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara
Baru.
Hardjana.1994. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Kanisius.
Kartono, K.1995.
Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan
Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Loekmono.1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Slameto.1995. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Winatapura, Udin
Saripudin. 1997. Balajar dan Pembelajaran.
Pendidikan dan Kebudayaan Rektorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah .
Jakarta: Duta Ilmu.
Komentar
Posting Komentar