REFERENSI SOAL-SOAL POST TES PPG 2025_FPPN 3 MODUL PEMBELAJARAN FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI
Mohon dibaca dan
diperhatikan !!!
Untuk teman-teman guru
hebat yang terpanggil PPG 2025 dalam jabatannya, saya ucapakkan selamat. Tapi
ingat perjalannya masih panjang untuk nanti mendapatkan sertifikat pendidiknya.
Saya mendoakan selama proses mengikuti PPG nya di permudah sampai akhir, Aminnn.
Teman-teman guru hebat,
postingan ini saya buat untuk membantu kawan-kawan menjawab soal Post
Test PPG 2025 FPPN 1 - 3 untuk modul Pembelajaran Filosofi
Pendidikan dan Pendidikan Nilai. Di sini ada kumpulan soal sekaligus
jawabannya. Saya ingatkan kembali bahwa biasanya optionnya di acak-acak jadi
mohon dibaca terlebih dahulu ya. Terima kasih atas perhatiannya.
1. Pak Wahyu, guru Bahasa Indonesia di kelas XI SMA,
adalah seorang pendidik yang selalu berusaha menjaga keadilan dalam penilaian
dengan tegas. Suatu hari, Ayu, siswi yang dikenal cerdas dan aktif, meminta
kesempatan untuk mengumpulkan tugas akhir semester yang seharusnya sudah
dikumpulkan beberapa hari lalu. Pak Wahyu menanyakan alasan keterlambatannya,
karena sangat jarang Ayu bersikap demikian. Ayu mengatakan bahwa
keterlambatannya disebabkan oleh kondisi keluarga yang mendesak. Pak Wahyu
ingin memberikan kesempatan, tetapi ada dilema yang beliau rasakan. Beberapa
siswa lain di kelas ada yang terlambat mengumpulkan tugas dan meminta
kelonggaran Pak Wahyu, tetapi ditolak karena tidak sesuai dengan kesepakatan
tenggat waktu pengumpulan tugas dan Pak Wahyu belum sempat menggali penyebab
keterlambatan mereka. Bagaimana sebaiknya Pak Wahyu mengatasi dilema ini?
Jawabannya : Tidak memberikan kelonggaran bagi Ayu dengan penjelasan yang empatik, lalu mengajak semua siswa meninjau ulang kesepakatan kelas mengenai kesepakatan pengumpulan tugas.
Jawabannya : Mengajak Farel berdiskusi secara pribadi, lalu memfasilitasinya untuk merefleksikan dampak perilakunya terhadap kelompok dan berdiskusi tentang pentingnya nilai respek.
3. Di kelas IV, Anda mengajar Riko, seorang siswa dengan
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Riko sangat cerdas, tetapi
sering tidak bisa diam, mudah teralihkan, sering menyela saat Anda mengajar,
dan ingin selalu bergerak. Teman-temannya mulai merasa terganggu, beberapa
bahkan mengeluh sulit berkonsentrasi karena perilaku Riko. Anda ingin lebih
tegas untuk membantu Riko agar lebih fokus, tetapi tidak membuatnya merasa
dikucilkan. Jika Anda menegur Riko terlalu keras, Anda khawatir membuatnya minder.
Namun, jika Anda membiarkannya, suasana kelas menjadi tidak kondusif. Bagaimana
upaya Anda untuk memastikan kegiatan belajar yang aman dan inklusif untuk semua
siswa?
Jawabannya : Berdiskusi dengan Riko untuk memahami kebutuhan belajarnya, lalu menjelaskan kepada para siswa lain tentang kondisi Riko agar mereka lebih memahami kondisinya.
4. Ibu Dini adalah wali kelas di sebuah SMP. Suatu hari, orang tua dari salah satu siswanya yang bernama Dafa datang dan meminta Ibu Dini untuk membantu memperbaiki nilai anaknya agar bisa memenuhi syarat mendaftar ke SMA favorit yang mempersyaratkan nilai dengan standar tertentu. Orang tua Dafa mengatakan bahwa nilai anaknya sebenarnya hanya sedikit di bawah batas, dan mereka merasa Ibu Dini dapat “membantu sedikit saja” agar Dafa punya peluang lebih baik. Orang tua Dafa menyampaikan permintaan itu secara personal dengan nada memohon dan tidak ada satu pun pihak lain yang mengetahuinya. Mereka bahkan membawa oleh-oleh sebagai bentuk terima kasih dan memaksa Ibu Dini untuk menerimanya terlepas dari apakah Ibu Dini akan mengikuti permohonannya atau tidak. Ibu Dini ingin menjaga hubungan baik dengan orang tua, tetapi juga menyadari bahwa permintaan tersebut berpotensi melanggar kode etik sebagai pendidik. Jika Anda Ibu Dini, bagaimana Anda menyikapi situasi tersebut?
Jawabannya : Menyampaikan penolakan permohonan dengan sopan dan menjelaskan bahwa perubahan nilai tanpa dasar yang objektif bertentangan dengan kode etik dan keadilan bagi seluruh siswa.
5. Bu Rina adalah guru kelas 4 SD yang sedang mengoreksi ulangan Bahasa Indonesia para siswa. Saat memeriksa bagian esai, Ia menyadari ada dua lembar jawaban milik siswa yang sangat mirip, bahkan kata-katanya pun sangat identik. Setelah diselidiki, ternyata salah satu dari mereka menyontek saat ulangan berlangsung. Bu Rina ingin menanamkan nilai kejujuran sejak dini dengan cara yang tegas dan mendidik, tetapi Ia juga khawatir apabila kasus ini dijadikan pelajaran akan membuat siswa yang melakukannya merasa malu dan kehilangan kepercayaan diri. Di sisi lain, Ia tidak ingin membiarkan tindakan tersebut dianggap hal yang biasa. Mengatasi situasi tersebut, Apa upaya yang perlu dilakukan Bu Rina?
Jawabannya : Memfasilitasi mereka untuk merefleksikan kesalahannya dan memberikan konsekuensi nilai yang adil agar mereka tidak mengulangi, lalu merancang program kelas sederhana untuk menanamkan nilai kejujuran secara rutin.
Komentar
Posting Komentar