Implikasi Keragaman dalam Masyarakat Penganut Kebuudayaan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang didasari oleh keberagaman. Adapun unsur-unsur keragaman dalam masyarakat khususnya indonesia yaitu suku bangsa dan ras,  agama dan keyakinan, ideologi dan  politik, tata krama, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan sosial. Semua unsur itu, bersatu padu dalam suatu kebudayaan masyarakat. Kebudayaan sendiri merupakan norma-norma atau nilai-nilai yang terkandung dalam jati diri masyarakat tersebut. Tentu, dari setiap teritori masyarakat yang berada didalamnya menjadikan kebudayaan ini sebagai perwujudan dari tingkah laku yang mana berisikan hal-hal apa saja yang dapat ditolak atau diterima. Untuk itu, keberagaman kebudayaan masyarakat seyogyanya tidak dijadikan alasan untuk berseteru, melainkan sebagai satu alat untuk dapat hidup bersama beriringan tanpa adanya diskriminasi sosial.
Namun, seiring dengan perubahan zaman, perubahan terjadi disegala bidang. Indonesia pun tidak luput dari hal itu. Hal terburuk yang diakibatkan yaitu terjadinya revolusi mental dari masyarakat indonesia yang cenderung kearah negatif. Masyarakat indonesia yang mudah terhasut oleh isu-isu yang tidak jelas asalnya dengan mudahnya mengontrol diri mereka. Ditambah lagi dengan kemajuan IPTEK yang begitu pesat, sehingga kabar burung cepat sekali merambatnya.
Pada hakikatnya, suatu kebudayaan tidak bisa terhindar dari kebudayaan lainnya, karena tidak bisa dipungkiri selalu akan terjadi akulturasi kebudayaan. Dimana, apabila suatu kebudayaan memiliki suatu problematika kemudian ada kebudayaan lain yang memiliki unsur-unsur yang dapat menjadi peluang untuk membeerikan perubahan, tentu tidak akan menjadi masalah. Yang  menjadi masalah ketika masyarakat yang berada pada suatu kebudayaan itu justru mengganti kebudayaannya hingga menghilangkan jati dirinya.



1.2  Rumusan Masalah
1.2.1     Apakah yang dimaksud dengan keragaman?
1.2.2     Bagaimana pentingnya keragaman kebudayaan?
1.2.3     Apa saja pengaruh keragaman kebudayaan dalam kehidupan masyarakat?
1.2.4     Apa saja masalah yang ditimbulkan dari keragaman budaya?
1.2.5     Bagaimana cara menyikapi keragaman budaya yang terjadi dalam masyarakat?

1.3  Tujuan
1.3.1     Mengetahui apa yang dimaksud dengan keragaman.
1.3.2     Mengetahui pentingnya keragaman kebudayaan.
1.3.3     Mengetahui pengaruh keragaman kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
1.3.4     Mengetahui masalah apa yang ditimbulkan dari keragaman budaya.
1.3.5     Mengetahui cara menyikapi keragaman budaya yang terjadi dalam masyarakat.

1.4  Manfaat
1.4.1     Dapat mengetahui maksud dari keragaman.
1.4.2     Dapat mengetahui pentingnya keragaman kebudayaan.
1.4.3     Dapat mengetahui pengaruh keragaman kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
1.4.4     Dapat mengetahui masalah apa yang ditimbulkan dari keragaman kebudayaan.
1.4.5     Dapat mengetahui cara menyikapi keragaman budaya yang terjadi dalam masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi adat kesopanan, serta situasi ekonomi.Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman, yaitu pancasila selaku idiologi yang merupakan pandangan serta jati diri bagi masyarakat indonesia. Sehingga dengan adanya benteng dan aturan yang mengikat masyarakatnya, tentu ini akan berdampak pada pandangan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Keragaman memberikan pengaruh positif dan negatif bagi masyarakat. Pengaruh positif misalnya Keragaman budaya dapat menjadi objek wisata,meningkatkan pengembangan  budaya yang ada pada tingkat nasional, meningkatnya ilmu etnografi secara signifikan di Indonesia, tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antarsuku yang berbeda serta munculnya kesadaran untuk melakukan kerjasama antar daerah dan antar budaya yang menumbuhkan kesadaran nasional. Adapun pengaruh negatif yang muncul yaitu timbulnya kecurigaan antar suku bangsa, adanya potensi konflik antarsuku dan hambatan pergaulan antarsuku karena perbedaan SARA, bahasa dan juga kebudayaan serta banyakya suku bangsa yang ingin menerapkan hukum adatnya.
2.1  Deskripsi kasus
2.1.1     Promosi Kebudayaan Sasak pada Bidang Kesenian di Jogjakarta
Pada hari sabtu tanggal 24 September 2016 telah di adakan acara “Gelar Gawe Beleq Jilid II”. Acara ini diadakan oleh Pemkab Lombok Utara bersama Ikatan Pelajar Mahasiswaa Lombok utara (IPMLU) Jogjakarta. Acara ini dilaksanakan di Jogjakarta dan acaranya diisi dengan kirab budaya yang diikuti ratusan mahasiswa se-nusantara yang dirangkaikan dengan atraksi presean dan juga pameran jajanan tradisional khas suku sasak.Acara ini dilakukan dari Tugu Jogjakarta sampai alun-alun Utara.Alasan acara ini dilaksanakan di Jogjakarta dikarenakan Jogjakarta merupakan miniatur Indonesia dengan segenap entitas kultural, wisata, dan pendidikan. diibaratkan promosi di Jogja sama dengan promosi di seluruh Indonesia.  Acara “Gelar Gawe Beleq Jilid II” dilaksanakan oleh Pemkab Lombok Utara dengan tujuan memperkenalkan dan mempromosikan berbagai macam seni dan budaya tradisi Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu destinasi objek wisata Lombok Utara. Sementara tujun acara itu menurut ketua panitia dimaksudkan sebagai ajang bagi seluruh putra-putri Lombok Utara yang menempuh studi di Kota Gudeg ini untuk melepas rindu, selain itu agar pelajar maupun mahasiswa yang berasal dari Lombok senantiasa mengingat, menjaga , merawat, serta melestarikan seni dan budaya tradisi Sasak secara keseluruhan serta sebagai ajang silauthrahmi.

2.1.2     Pembakaran Lima Tempat Ibadah di Tanjung Balai
Kerusuhan di Tanjung Balai pada jumat malam tanggal 29 Juli 2016 menyebabkan 1 vihara dan 4 klenteng hangus terbakar, kejadian ini bermula karena adanya keluhan seorang warga 41 tahun bernama Meliana yang berkediaman di Jln Karya Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan Kota, Tanjung Balai,Sumatra Utara. Ia mengeluhkan suara azan yang dikumandangkan di masjid Al Maksum Jln Karya. Awalnya meliana meminta Nazir mengecilkan volume loudspeaker yang ada di masjid karena ia merasa terganggu, permintaan itu sebenarnya sudah diungkapkan meliana beberapa kali tetapi tidak pernah digubris oleh pihak masjid. Tetapi pada jumat sekitar pukul 20.00 WIB tepatnya setelah shalat isya Nazir dan jamaah lainnya menjumpai meliana di kediamannya. Namun setelah dilakukan pertemuan dan musyawarah dan tidak ditemukan jalan keluar, Meliana dan suaminya dibawa dan diamankan ke kantor lurah. Karena suasana pada saat itu sudah memanas, Meliana dan suaminyapun dibawa ke Polsek Tanjung Balai Selatan. Setibanya di Polsek Tanjung Balai Selatan dilakukan pertemuan yang melibatkan ketua MUI, ketua FP, Camat, Kepling dan tokoh masyarakat. Pada saat bersamaan masa mulai banyak berkumpul yang dipimpin oleh elemen mahasiswa dan melakukan orasi pada pukul 22.30 WIB konsentrasi massa berkumpul karea diduga telah mendapat informasi dari media sosial yang diposting oleh salah seorang warga. Kemudian massa kembali mendatangi rumah meliani di jalan Karya dan hendak membakarnya. Namun aksi itu dicegah oleh warga sekitar. Jumlah massapun semakin banyak dan semakin emosi. Mereka bergerak menuju vihara Juanda yang berjarak 500 meter dari jalan karya. Massapun berupaya membakar namun dihadang oleh personel polres tanjung Balai. Meski dihadang, massa melempari tempat ibadah itu hingga mengalami kerusakan. Selanjutnya massa bergerak melakukan pembakaran. Di pantai amor massa membakar vihara dan 3 kelenteng, 3 mobil, 3 sepeda motor dan 1 Bentor. Di jalan Sudirman massa merusak barang-barang yang berada di kelenteng. Di Jalan Handoko massa merusak 1 kelenteng, tempat praktek pengobatan tionghoa dan 1 sepeda motor. Tidak sampai disitu massa juuga merusak kelenteng dan bangunan milik yayasan Putra Esa di jalan Nuri. Selanjutnya di jalan Ahmad Yani massa merusak pagar Vihara jenis barang-barang yang dirusak oleh warga adalah peralatan sembahyang, dupa, gaharu, lilin, meja, kursi, lampion patung Budha dan Gong.


2.2  Analisis kasus
2.2.1     Analisis Kasus Promosi Kebudayaan Sasak pada Bidang Kesenian di Jogjakarta
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materiil.
Keragaman budaya di Indonesia sudah tidak diragukan lagi, bahkan di setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap perilaku yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu memengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan.
Kebudayaan yang notabenenya merupakan hasil cipta karsa manusia dan dikembangkan oleh manusia itu sendiri, tentu akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa setiap lingkungan memiliki perbedaan kebudayaan. Adapun beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah  kebudayaan dan lingkungan adalah:
1.  Physical environment, menunjuk pada lingkungan alam
2.  Cultural sosial environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan yang berisikan norma, adat istiadat dan nilai.
3.  Enviromental orientation and representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda.
4.  Enviromental behavior and process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5.  Out carries product, meliputi hasil tindakan manusia, seperti membentuk komunitas serta usaha-usaha dalam memodifikasi lingkungan.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Cepat atau lambat pergeseran ini akan menimbulkan konflik antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan tidak sesuai lagi dengan zaman yang dihadapi saat ini, namun perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan. Selanjutnya masalah yang timbul dari kebudayaan itu sendiri  adalah adanya hambatan budaya yang berkaitan dengan hambatan budaya yang berkaitan denga pandangan hidup dan sistem kepercayaan. Hambatan lain yaitu, berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.
Tidak jarang perbedaan itu dapat menimbulkan konflik, karena munculnya sikap etnosentrisme, yaitu sikap yang mengagungkan budaya sukunya sendiri dan menganggap rendah budaya lain.Kebudayaan yang berkembang dalam suatu wilayah seperti indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beberapa suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam yang terkadang menimbulkan sikap etnosentrisme pada anggota masyarakat dalam memandang budaya lain. Realitas keragaman budaya bangsa ini, tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antarbudaya, yang memengaruhi dinamika kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat yang beradab harus bersikap terbuka dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan tidak menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikat kesatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam.
Namun, di zaman sekarang ini telah banyak cara yang dilakukan untuk dapat menyikapi perbedaan yang terjadi  sehingga mampu mengintegrasi keragaman budaya tersebut. Seperti yang terjadi pada kasus diatas. Masyarakat lombok tetap dapat menunjukan seperti apa kebudayaannya untuk masyarakat jogjakarta, tanpa adanya rasa takut atau terbebani mengingat di jogja sendiri kebudyaan dalam bidang seninya sangat tinggi. Dari sini dapat dilihat hubungan antara kebudayaan dengan peradaban sangat erat. Peradaban adalah salah satu perwujudan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah, dan harmonis yang mencerminkan tingkat kebudayaan masyarakat yang bersangkutan misalnya adab, sopan santun, budi pekerti, budi bahasa, seni dan sebagainya.
Dengan adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
1.    Dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa.
2.    Dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
3.    Dapat mengurangi prasangka antar suku
4.    Dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global, yang bersifat inklusif, serta kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang bhineka tunggal ika. Menyatu dalam keragaman, dan beragam dalam kesatuan.

2.2.2 Analisis kasus Pembakaran Lima tempat Ibadah di Tanjung Balai
Kasus pembakaran lima tempat ibadahdi Tanjung Balai menunjukkan bahwa keberagaman kebudayan yang berbau Suku Agama Ras dan Adat Istiadat tidak selamanya dapat diterima dengan baik, tetapi juga dapat menimbulkan konflik yang berujung tindakan anarkis. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kerusuhan tersebut, antara lain :
1.   Masalah kesenjangan sosial yaitu toleransi yang kurang antar umat
beragama. masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan sastra sosial yang hierarkis. hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.
2.  Cara penyampaian pendapat yang salah juga menjadi salahsatu penyebab kesalahpahaman  antara warga muslim daerah Tanjung Balai dengan salah satu warga Tionghoa yang bekediaman di Tanjung Balai.
3.  Adanya pihak ketiga yang memprovokasi pihak muslim sehingga menyebabkan kemaraham masyarakat muslim memuncak. Provokator menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan desas desus yang ada, dengan memposting berita yang belum tentu kebenarannya.
Akibat dari kerusuhan tersebut berdampak trauma psikis pada warga tionghoa karena rusaknya tempat peribadatan mereka. Pemerintah melakukan bebrapa upaya untuk mengatasi atau mengembalikan suasana di Tanjung Balai agar kembali kondusif, yaitu
1.  Pemerintah membangun kembali rumah ibadah umat Buddha yang telah dirusak. Menteri kordinat bidang politik, hukum, dan keamanaan Wiranto menegaskan bahwa pemerintah telah menginstruksikan pembangunan kembali dengan mengerahkan personel kepolisian dan TNI. Pembangunan kembali rumah ibadah tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan kepada umat Buddha agar bisa kembali beribadah sebagaimana yang telah diatur dalam konstitusi.selain itu pemerintah daerah dan unsur aparat keamanan telah melaksanakan koordinasi teradu bersama masyarakat. Mereka membuta sebuah kesepakatan bersama agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Upaya tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga kondisi psikologis umat Buddha agar tidak sakit hati dan mengingat peristiwa kerusuhan tersebut. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas POLRI, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan selain proses hukum, pemulihan kondisi juga dilakukan disekitar lokasi kejadian.
2.  Pemerintah berusaha menemukan pelaku provokasi dengan menelusuri dunia maya dari pesan-pesan provokatif yang beredar.
Dari kasus tersebut terlihat bahwa, masyarakat yang bersangkutan belum dapat mengimplikasi kehidupan yang berbudaya pada kepribadiannya. Hambatan-hambata yang berbau perbedaan persepsi atau sudut pandang, perbedaan antara pandangan hidup dan kepercayaan justru dijadikan alasan untuk saling memecah belah kehidupan sosial. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari, kebuadayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi sering kali terciptanya ketegangan hubungan antaranggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh Van de Berghe:
a.  Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda.
b.  Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer.
c.  Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d.  Secara relatif sering kali terjadi perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e.  Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f.   Adanya kombinasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Problematika yang lain juga timbul karena adanya krisis sosial. Krisis sosial dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasaan diantara kelompok-kelompok masyarakat. Masyarakat sebagai satu komunitas yang beragam penuh perbedaan pandangan bahkan kepentingan, tuhan yang menciptakan manusia dalam keragamannya., dalam realitas kehidupan keragaman telah meluas dalam wujud perbedaan status, kondisi ekonomi, relasi, sosial, dan sampai cita-cita perorangan maupun kelompok tanpa dilandasi sikap arif dalam memandang perbedaan akan menuai konsentrasi panjang berupa konflik dan bahkan kekerasan.
Dalam hal ini maka terdapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah masyarakat antara lain:
1.  Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul ditengah masyrakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi pollitiknya.
2.  Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain disebabkan identitas yang terancam dan sering berakar pada hilangnya sesuatu atau  penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
3.  Teori kesalahpahaman antarbudaya, teori ini melihat konflik disebabkan ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara budaya yang berbeda.
4.  Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial-budaya dan ekonomi.
Adapun menurut kelompok kami, upaya yang dapat dilakukan agar kerusuhan tersebut tidak terjadi kembali adalah
1.   Mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki keberagaman.
Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Terlepas dari perbedaan, masyarakat hendaknya harus hidup dalam pluralisme.
2.  Lebih menghargai perbedaan agama antara masing-masing individu dengan  saling menghargai dalam beribadah. Karena agama merupakan suatu idiologi bagi setiap penganutnya. Karena idiologi adalah suatu gagasan yang berpengaruh terhadap tingkah laku karena meupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideoligi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi semua tindakan.
3.  Melakukan kegiatan secara bersama. Contohya bergotong royong untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
4.  Setiap anggota masyarakat hendaknya menanamkan semangat nasionalise dalam dirinya agar mereka sadar akan pentingnya persatuan dan kesatuan.
5.  Lebih mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam masyarakat. Adapun bila masalah tersebut tidak mendapatkan solusi dengan jalan musyawarah, maka permasalahan tersebut dapat di serahkan ke jalur hukum untuk ditindak dan diadili.
6.  Kedewasaan sikap dari setiap anggota masyarakat sangat diperlukan, agar mereka tidak mengambil langkah anarkis dalam menyelesaikan masalah.
















BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya didasari oleh suatu keberagaman. Keragaman merupakan suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai aspek, diantaranya suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.Keberagaman budaya bereperan penting bagi masyarakat Indonesia yaitu sebagai salahsatu identitas bangsa. Hal ini menyebabkan Indonesia dikenal sebagai negara yang unik. Tak hanya itu, sesuai dengan semboyan Indonesia, budaya yang beragam juga dapat menjadi pemersatu masyarakat. Adanya keberagaman ini dapat menciptakan rasa cinta terhadap tanah air karena masyarakat yang saling menghargai adanya perbedaan yang tercipta dalam lingkungan bermasyarakat. Penerimaan keragaaman yang baik dalam masyarakat akan mengakibatkan terbentuknya integrasi Nasional. Namun, apabila suatu keragaman tidak diterima dengan baik, dalam arti suatu kelompok gagal membangun kesadaran masyarakat akan keberagaman sebagai kenyataan dan potensi yang dapat membanggakan, maka akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi Nasional.
Berdasarkan kasus pertama dan kedua, dapat terlihat bahwa keberagaman di Indonesia ada yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan adapula yang tidak menerima dengan baik sehingga mengakibatkan adanya suatu konflik/perpecahan dalam suatu kelompok masyarakat. Pada kasus pertama menunjukan bahwa beberapa kelompok masyarakat mampu menyikapi keberagaman budaya yang terjadi dengan baik sehingga mampu mengintegrasi keragaman budaya tersebut. Dimana, masyarakat Lombok tetap dapat menunjukan seperti apa kebudayaannya untuk masyarakat jogjakarta, tanpa adanya rasa takut atau terbebani mengingat di Jogja sendiri kebudyaan dalam bidang seninya sangat tinggi. Masyarakat Jogja sendiri dapat memberikan respon baik terhadap kebudayaan yang ditunjukan oleh masyarakat Lombok.
Berbeda halnya dengan kasus kedua yang menunjukan bahwa tidak semua keberagaman yang ada dapat dikterima dengan baik dalam suatu kelompok masyarakat sehingga dapat menimbulkan konflik sosial seperti perpecahan dan kerusuhan. Dari kasus kedua tersebut terlihat bahwa, masyarakat yang bersangkutan belum dapat mengimplikasi kehidupan yang berbudaya pada kepribadiannya. Hambatan-hambatan yang berbau perbedaan persepsi atau sudut pandang, perbedaan antara pandangan hidup dan kepercayaan justru dijadikan alasan untuk saling memecah belah kehidupan sosial.
Untuk menyikapi keberagaman budaya yang terjadi dalam masyarakat khususnya agar penerimaan budaya yang akan mengakibatkan disintegrasi makaKeterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah sangat diperlukan. Sikap – sikap tersebut merupakan modal yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang bhineka tunggal ika. Menyatu dalam keragaman, dan beragam dalam kesatuan.

3.2  Rekomendasi
Masyarakat harus cerdas dalam menanggapi keragaman. Jika terdapat suatu perbedaan baik itu dalam suku bangsa, ras, agama, ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi, hal yang harus dilakukan ialah mencoba menerima perbedaan dengan sikap yang positif agar tidak menimbulkan permasalahan. Meskipun permasalahan tetap timbul, hendaknya kita menyelesaikannya dengan cara damai. Selain itu terdapat pihak yang berwajib , yang dapat membantu menyelesaikan masalah, sehingga tidak perlu dengan tindak-tindak anarkis yang dapat merugikan banyak orang lain. Selain itu, pendidikan tentang Sosial dan Kebudayaaan serta pentingnya persatuan dan kesatuan  perlu di ajarkan sejak dini agar calon – calon pemuka masyarakat kelak dapat lebih menghargai suatu keragaman dan tetap hidup dengan tentram dan damai dalam kehidupan yang beragam. Seminar – seminar tentang persatuan dan kesatuan juga perlu dilakukan agar pemuda – pemuda dapat menanamkan semangat Nasionalisme dan saling bahu – membahu dalam meningkatkan ketentraman dan persatuan.

DAFTAR PUSTAKA

Argus, Array A. 2016. Kronologis Pembakaran Lima Tempat Ibadah di Tanjung Balai.Diakses dari http://m.tribunnews.com/regional/2016/07/30/kronologis-pembakaran-lima-tempat-ibadah-di-tanjung-balai/ (pada hari selasa, 16 Oktober 2016 , 11:15 a.m )
IPMLU. 2016. Promosi di Jogja Pemkab Gandeng IPMLU. Mataram: Lombok Post
Masyhuri dan Yuliatin. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Mataram: FKIP Universitas Mataram
Setiadi, Elly M. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta: Kencana Prenada Media Group



















LAMPIRAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REFERENSI SOAL-SOAL POST TES PPG 2025_FPPN 3 MODUL PEMBELAJARAN FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

REFERENSI SOAL-SOAL POST TES PPG 2025_FPPN 1 MODUL PEMBELAJARAN FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

REFERENSI SOAL-SOAL POST TES PPG 2025_FPPN 2 MODUL PEMBELAJARAN FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI